A. Mesin Bubut CNC
Mesin bubut CNC secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua sebagai berikut.
1. Mesin bubut CNC Training Unit (CNC TU).
2. Mesin bubut CNC Production Unit (CNC PU).
Kedua mesin tersebut mempunyai prinsip kerja yang sama, akan tetapi yang
membedakan kedua tipe mesin tersebut adalah penggunaannya di lapangan. CNC TU
dipergunakan untuk pelatihan dasar pemrograman dan pengoperasian CNC yang dilengkapi
dengan EPS (External Programing Sistem). Mesin CNC jenis Training Unit hanya mampu
dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ringan dengan bahan yang relatif lunak.
Sedangkan mesin CNC PU dipergunakan untuk produksi massal. Mesin ini dilengkapi
dengan assesoris tambahan seperti sistem pembuka otomatis yang menerapkan prinsip
kerja hidrolis, pembuangan tatal, dan sebagainya.
Gerakan mesin bubut CNC dikontrol oleh komputer, sehingga semua gerakan yang
berjalan sesuai dengan program yang diberikan, keuntungan dari sistem ini adalah
memungkinkan mesin untuk diperintah mengulang gerakan yang sama secara terusmenerus
dengan tingkat ketelitian yang sama pula.
1. Prinsip Kerja Mesin Bubut CNC TU-2 Axis
Mesin bubut CNC TU-2A mempunyai prinsip gerakan dasar seperti halnya mesin
bubut konvensional yaitu gerakan ke arah melintang dan horizontal dengan sistem
koordinat sumbu X dan Z. Prinsip kerja mesin bubut CNC TU-2A juga sama dengan
mesin bubut konvensional yaitu benda kerja yang dipasang pada cekam bergerak
sedangkan alat potong diam.
Untuk arah gerakan pada mesin bubut diberi lambang sebagai berikut.
a. Sumbu X untuk arah gerakan melintang tegak lurus terhadap sumbu putar.
b. Sumbu Z untuk arah gerakan memanjang yang sejajar sumbu putar.
Untuk memperjelas fungsi sumbu-sumbu mesin bubut CNC TU-2A dapat dilihat
pada gambar ilustrasi di bawah ini.
Gambar 12.1 Mekanisme arah gerakan mesin bubut
2. Bagian Utama Mesin Bubut CNC
a. Bagian Mekanik
1) Motor utama
Motor utama adalah motor penggerak cekam untuk memutar benda kerja.
Motor ini adalah jenis motor arus searah/DC (Direct Current) dengan kecepatan
putaran yang variabel. Adapun data teknis motor utama sebagai berikut.
a) Jenjang putaran 600– 4.000 rpm.
b) Power Input 500 watt.
c) Power Output 300 watt.
2) Eretan/support
Eretan adalah gerak persumbuan jalannya mesin. Untuk mesin bubut
CNC dibedakan menjadi dua bagian berikut.
a) Eretan memanjang (sumbu Z) dengan jarak lintasan 0–300 mm.
b) Eretan melintang (Sumbu X) dengan jarak lintasan 0–50 mm.
3) Step motor
Step motor berfungsi untuk menggerakkan eretan, yaitu gerakan sumbu
X dan gerakan sumbu Z. Tiap-tiap eretan memiliki step motor sendiri-sendiri,
adapun data teknis step motor sebagai berikut.
a) Jumlah putaran 72 langkah.
b) Momen putar 0.5 Nm.
c) Kecepatan gerakan:
– Gerakan cepat maksimum 700 mm/menit.
– Gerakan operasi manual 5–500 mm/menit.
– Gerakan operasi mesin CNC terprogram 2–499 mm/menit.
4) Rumah alat potong (revolver/toolturret)
Rumah alat potong berfungsi sebagai penjepit alat potong pada saat proses
pengerjaan benda kerja. Adapun alat yang dipergunakan disebut revolver atau
toolturet, revolver digerakkan oleh step motor sehingga bisa digerakkan secara
manual maupun terprogram. Pada revolver bisa dipasang enam alat potong
sekaligus yang terbagi menjadi dua bagian berikut.
a) Tiga tempat untuk jenis alat potong luar dengan ukuran 12 × 12 mm.
Misal: pahat kanan luar, pahat potong, pahat ulir, dan lain-lain.
b) Tiga tempat untuk jenis alat potong dalam dengan maksimum
diameter 8 mm. Misal: pahat kanan dalam, bor, center drill, pahat ulir
dalam, dan lain-lain.
5) Cekam
Cekam pada mesin bubut berfungsi untuk menjepit benda kerja pada
saat proses penyayatan berlangsung. Kecepatan spindel mesin bubut ini
diatur menggunakan transmisi sabuk. Pada sistem transmisi sabuk dibagi
menjadi enam transmisi penggerak.
Adapun tingkatan sistem transmisi penggerak spindle utama mesin CNC
TU-2A, bisa dilihat dari gambar ilustrasi berikut.
Enam tingkatan pulley penggerak tersebut memungkinkan untuk
pengaturan berbagai putaran sumbu utama. Sabuk perantara pulley A dan
pulley B bersifat tetap dan tidak dapat diubah, sedangkan sabuk perantara
pulley B dengan pulley C dapat dirubah sesuai kecepatan putaran yang
diinginkan, yaitu pada posisi BC1, BC2, dan BC3.
6) Meja mesin
Meja mesin atau sliding bed sangat mempengaruhi baik buruknya hasil
pekerjaan menggunakan mesin bubut ini, hal ini dikarenakan gerakan
memanjang eretan (gerakan sumbu Z) tertumpu pada kondisi sliding bed
ini. Jika kondisi sliding bed sudah aus atau cacat bisa dipastikan hasil
pembubutan menggunakan mesin ini tidak akan maksimal, bahkan benda
kerja juga rusak. Hal ini juga berlaku pada mesin bubut konvensional.
Gambar 12.6 Revolver
327
Gambar 12.10 Kepala lepas
Keterangan:
1. Saklar utama
2. Lampu kontrol saklar utama
3. Tombol emergensi
4. Display untuk penunjukan ukuran
5. Saklar pengatur kecepatan sumbu utama
6. Amperemeter
7. Saklar untuk memilih satuan metric atau inch
8. Slot disk drive
9. Saklar untuk pemindah operasi manual atau CNC (H = hand/manual,
C = CNC)
10. Lampu control pelayanan CNC
11. Tombol START untuk eksekusi program CNC
12. Tombol masukan untuk pelayanan CNC
13. Display untuk penunjukan harga masing-masing fungsi (X, Z, F, H), dan lain-lain.
14. Fungsi kode huruf untuk masukan program CNC
15. Saklar layanan sumbu utama
16. Saklar pengatur asutan
17. Tombol koordinat sumbu X, Z
Gambar 12.11 Bagian-bagian pengendali/control
7) Kepala lepas
Kepala lepas berfungsi sebagai tempat pemasangan senter putar pada
saat proses pembubutan benda kerja yang relatif panjang. Pada kepala
lepas ini bisa dipasang pencekam bor, dengan diameter mata bor maksimum
8 mm. Untuk mata bor dengan diameter lebih dari 8 mm, ekor mata bor
harus memenuhi syarat ketirusan MT1.
Gambar 12.9 Sliding bed
b. Bagian Pengendali/Kontrol
Bagian pengendali/kontrol merupakan bak kontrol mesin CNC yang berisikan
tombol-tombol dan saklar serta dilengkapi dengan monitor. Pada bok kontrol
merupakan unsur layanan langsung yang berhubungan dengan operator. Gambar
berikut menunjukkan secara visual dengan nama-nama bagian sebagai berikut.
328
Gambar 12.14 Emergency switch
Gambar 12.15 Saklar operasi
Saklar utama (main switch)
Saklar utama adalah pintu masuk aliran listrik ke kontrol pengendali CNC.
Cara kerja saklar utama yaitu jika kunci saklar utama diputar ke posisi 1, arus
listrik akan masuk ke kontrol CNC.
Sebaliknya jika kunci saklar utama diputar kembali ke angka 0, arus listrik
yang masuk ke kontrol CNC akan terputus. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar di bawah ini.
Tombol darurat (emergency switch)
Tombol ini digunakan untuk memutus aliran listrik yang masuk ke kontrol
mesin. Hal ini dilakukan apabila akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat
kesalahan program yang telah dibuat.
Saklar operasi mesin (operating switch)
Saklar layanan mesin ini digunakan untuk memutar sumbu utama yang
dihubungkan dengan rumah alat potong. Saklar ini yang mengatur perputaran
sumbu utama sesuai menu yang dijalankan, yaitu perputaran manual dan CNC.
Cara kerja saklar operasi sebagai berikut.
a) Jika saklar diputar pada angka 1 maka menu yang dipilih adalah menu
manual (lihat Gambar 12.16), yaitu pergerakan eretan, kedalaman
pemakanan tergantung oleh operator.
b) Jika saklar diputar pada ”CNC” berarti menu yang dipilih adalah menu CNC
(lihat Gambar 12.17), yaitu semua pergerakan yang terjadi dikontrol oleh
komputer baik itu gerakan sumbu utama gerakan eretan, maupun kedalaman
pemakanan.
Gambar 12.12 Saklar utama
Kondisi Mati Listrik Masuk ke Kontrol CNC
Gambar 8.13 Ilustrasi cara kerja saklar utama
329
Gambar 12.18 Saklar pengatur kecepatan sumbu utama
Gambar 12.19 Penunjukan
saklar dalam satuan Metris
Saklar pengatur kecepatan sumbu utama
Saklar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan putar alat potong pada sumbu
utama. Saklar ini bisa berfungsi pada layanan CNC maupun manual. Kecepatan
putaran sumbu utama mesin CNC TU-2A berkisar antara 50–3.000 RPM, sesuai
tabel putaran pada mesin.
Gambar 12.16 Ilustrasi saklar operasi manual Gambar 12.17 Ilustrasi saklar operasi CNC
Cara pengoperasian saklar pengatur kecepatan sumbu utama ini adalah
saklar pengatur kecepatan sumbu utama diputar ke arah kanan mendekati angka
100 untuk meningkatkan kecepatan putaran spindle. Untuk mengurangi
kecepatan spindle putar kembali saklar pengatur kecepatan sumbu utama ke
arah kiri mendekati angka 0.
Saklar layanan dimensi mesin
Saklar ini berfungsi untuk mengatur layanan dimensi yang akan bekerja
pada mesin CNC, yaitu layanan dalam bentuk satuan Metris maupun Inch. Cara
kerja saklar ini, apabila mesin akan difungsikan pada dimensi tertentu, maka
simbol penunjuk saklar diputar pada titik satuan dimensi yang sesuai dengan
program kerja. Agar lebih jelas lihat dan perhatikan gambar ilustrasi berikut ini.
Amperemeter
Amperemeter berfungsi sebagai display besarnya pemakaian arus aktual
dari motor utama. Fungsi utama dari amperemeter ini untuk mencegah beban
berlebih pada motor utama.
Arus yang diizinkan pada saat pengoperasian mesin adalah 4 ampere.
Apabila mesin dioperasikan secara terus menerus (kontinu) besarnya arus aktual
yang diizinkan sebesar 2 ampere. Besarnya beban arus aktual pada motor utama
pada saat pengoperasian dapat dikurangi dengan cara mengurangi kedalaman
dan kecepatan penyayatan.
Gambar 12.20 Penunjukan
saklar dalam satuan Inch
Gambar 12.21 Amperemeter
330
Gambar 12.23 Saklar pengatur asutan
Disk Drive
Disk drive pada mesin CNC dimaksudkan untuk pelayanan pengoperasian
disket. Dengan pelayanan disket dapat dilakukan hal-hal berikut.
a) Menyimpan data dari memori mesin ke dalam memori disket.
b) Memindah data program dari data ke dalam memori mesin.
Saklar pengatur asutan (feed overide)
Saklar ini berfungsi sebagai pengatur kecepatan gerakan asutan dari eretan
mesin. Saklar ini hanya dipergunakan pada pengoperasian mesin secara manual.
Kecepatan asutan untuk mesin CNC-TU2A berkisar antara 5–400 mm/menit.
Untuk menjalankan gerakan cepat (rapid) dapat menggunakan tombol
yang ditekan secara bersamaan dengan tombol koordinat sumbu X dan Z yang
dikehendaki. Tombol ini berfungsi untuk memindahkan fungsi dari fungsi CNC
ke fungsi manual, atau sebaliknya.
Tombol ini berfungsi untuk menyimpan data pada memori mesin.
Tombol ini berfungsi untuk menghapus satu karakter/kata untuk diganti.
Tombol ini berfungsi untuk memindah cursor kembali ke nomor blok program sebelumnya.
Tombol ini berfungsi untuk memindah cursor menuju nomor blok berikutnya.
Tombol ini berfungsi sebagai berikut.
– Memasukkan data bernilai negatif, tombol ini ditekan setelah memasukkan nilai/angka
yang dikehendaki.
– Memasukkan data dengan karakter M. Contoh: M99, M03, M05.
– Menguji kebenaran program, setelah program selesai dibuat, tekan dan tahan tombol
ini, secara otomatis program yang telah dibuat akan dicek kebenarannya oleh komputer.
Tombol ini berfungsi untuk memindahkan cursor.
Kombinasi tombol untuk menyisipkan satu baris blok program.
(Tekan tombol ~ diikuti tombol INP).
Kombinasi tombol untuk menghapus satu baris blok program.
(Tekan tombol ~ diikuti tombol DEL).
Kombinasi tombol untuk:
– Menghapus alarm. (Tekan tombol REV diikuti tombol INP)
– Kembali ke awal program.
Kombinasi tombol untuk mengeksekusi program agar berhenti sementara.
(Tekan tombol INP diikuti tombol FWD).
Tombol kombinasi untuk mengeksekusi program secara satu persatu dalam setiap blok
program.
Kombinasi ini biasa digunakan sebagai salah satu cara pengecekan kebenaran program.
(Tekan tombol 1 disusul tombol START)
Tombol ini dipergunakan untuk mengeksekusi program secara keseluruhan.
Tombol kombinasi untuk menghapus program secara keseluruhan dari memori mesin.
(Tekan tombol DEL diikuti INP)
Gambar 12.22 Disk drive
331
G 00: Gerak lurus cepat (tidak boleh menyayat)
G 01: Gerak lurus penyayatan
G 02: Gerak melengkung searah jarum jam (CW)
G 03: Gerak melengkung berlawanan arah jarum jam (CCW)
G 04: Gerak penyayatan (feed) berhenti sesaat
G 21: Baris blok sisipan yang dibuat dengan menekan tombol ~ dan INP
G 25: Memanggil program sub routine
G 27: Perintah meloncat ke nomor blok yang dituju
G 33: Pembuatan ulir tunggal
G 64: Mematikan arus step motor
G 65: Operasi disket (menyimpan atau memanggil program)
G 73: Siklus pengeboran dengan pemutusan tatal
G 78: Siklus pembuatan ulir
G 81: Siklus pengeboran langsung
G 82: Siklus pengeboran dengan berhenti sesaat
G 83: Siklus pengeboran dengan penarikan tatal
G 84: Siklus pembubutan memanjang
G 85: Siklus pereameran
G 86: Siklus pembuatan alur
G 88: Siklus pembubutan melintang
G 89: Siklus pereameran dengan waktu diam sesaat
G 90: Program absolut
G 91: Program Incremental
G 92: Penetapan posisi pahat secara absolut
M 00: Program berhenti
M 03: Spindle (sumbu utama) berputar searah jarum jam (CW)
M 05: Putaran spindle berhenti
M 06: Perintah penggantian alat potong (tool)
M 17: Perintah kembali ke program utama
M 30: Program berakhir
M 99: Penentuan parameter I dan K
A 00: Kesalahan perintah pada fungsi G atau M
A 01: Kesalahan perintah pada fungsi G02 dan G03
A 02: Kesalahan pada nilai X
A 03: Kesalahan pada nilai F
A 04: Kesalahan pada nilai Z
A 05: Kurang perintah M30
A 06: Putaran spindle terlalu cepat
A 09: Program tidak ditemukan pada disket
A 10: Disket diprotek
A 11: Salah memuat disket
A 12: Salah pengecekan
A 13: Salah satuan mm atau inch dalam pemuatan
A 14: Salah satuan
A 15: Nilai H salah
A 17: Salah subprogram
332
3. Kecepatan Potong dan Kecepatan Putar Mesin
a. Pengertian Kecepatan Potong
Kecepatan potong adalah suatu harga yang diperlukan dalam menentukan
kecepatan pada saat proses penyayatan atau pemotongan benda kerja. Harga
kecepatan potong ditentukan oleh jenis alat potong dan jenis benda kerja yang
dipotong. Adapun rumus dasar untuk menentukan kecepatan potong sebagai
berikut.
Vc = 1.000
Ï€ × d × n m/menit
Di mana:
Vc = Kecepatan potong (m/menit).
d = Diameter benda kerja (mm).
n = Jumlah putaran tiap menit.
Ï€ = 3,14
Harga kecepatan potong dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya
sebagai berikut.
1) Bahan benda kerja atau jenis material.
2) Semakin tinggi kekuatan bahan yang dipotong, maka harga kecepatan
potong semakin kecil.
3) Jenis alat potong (Tool).
4) Semakin tinggi kekuatan alat potongnya semakin tinggi pula kecepatan
potongnya.
5) Besarnya kecepatan penyayatan/asutan.
6) Semakin besar jarak asutan, maka harga kecepatan potong semakin kecil.
7) Kedalaman penyayatan/pemotongan.
8) Semakin tebal penyayatan, maka harga kecepatan potong semakin kecil.
b. Jumlah Putaran
Jumlah putaran sumbu utama dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
n = Vc 1.000
d
×
Ï€ put/menit
Di mana:
Vc = Kecepatan potong (m/menit).
d = Diameter benda kerja (mm).
n = Jumlah putaran tiap menit.
Ï€ = 3,14
c. Kecepatan Asutan
Asutan adalah pemotongan benda. Asutan sendiri dibedakan menjadi dua.
1) Asutan dalam mm/putaran (f)
2) Asutan dalam mm/menit (F)
Rumus dasar perhitungan asutan:
F (mm/menit) = n ( put/menit ) × f ( mm/put)
Dari beberapa rumusan di atas, didapat suatu tabel perbandingan antara
diameter benda kerja, kecepatan potong, dan putaran mesin.
333
Tabel 12.1 Hubungan diameter benda kerja, kecepatan potong, dan putaran mesin
Contoh penggunaan tabel di atas, kita misalkan diameter benda kerja 20 mm,
kecepatan potong (Vc)= 40 mm, maka kecepatan putar (n) = 625 put/menit.
4. Pemrograman Mesin CNC
Pemrograman adalah suatu urutan perintah yang disusun secara rinci tiap blok
per blok untuk memberikan masukan mesin perkakas CNC tentang apa yang harus
dikerjakan. Untuk menyusun pemrograman pada mesin CNC diperlukan hal-hal berikut.
a. Metode Pemrograman
Metode pemrograman dalam mesin CNC ada dua.
1) Metode Incremental
Adalah suatu metode pemrograman dimana titik referensinya selalu
berubah, yaitu titik terakhir yang dituju menjadi titik referensi baru untuk
ukuran berikutnya. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini.
2) Metode Absolut
Adalah suatu metode pemrograman di mana titik referensinya selalu
tetap yaitu satu titik / tempat dijadikan referensi untuk semua ukuran
berikutnya. Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.
b. Bahasa Pemrograman
Bahasa pemrograman adalah format perintah dalam satu blok dengan
menggunakan kode huruf, angka, dan simbol. Di dalam mesin perkakas CNC
terdapat perangkat komputer yang disebut dengan Machine Control Unit (MCU).
MCU ini berfungsi menterjemahkan bahasa kode ke dalam be2ntuk gerakan
persumbuan sesuai bentuk benda kerja.
Kode-kode bahasa dalam mesin perkakas CNC dikenal dengan kode G
Diameter (mm) Vc (m/menit) Kecepatan Putar (put/menit)
1250/1900/2500
1050/1600/2100
900/1300/1800
800/1200/1550
700/1050/1400
650/950/1250
780/1050/1225
900/1150/1550
780/1000/1400
700/900/1250
625/800/1100
500/650/900
425/550/750
360/450/650
400/570/800
350/500/700
225/450/650
56789
10
12
14
16
18
20
25
30
35
40
45
50
20/30/40
20/30/40
20/30/40
20/30/40
20/30/40
20/30/40
30/40/70
40/50/70
40/50/70
40/50/70
40/50/70
40/50/70
40/50/70
40/50/70
50/70/100
50/70/100
50/70/100
Gambar 12.24 Skema metode incremental
Gambar 12.25 Skema metode absolut
334
dan M, di mana kode-kode tersebut sudah distandarkan oleh ISO atau badan
Internasional lainnya. Dalam aplikasi kode huruf, angka, dan simbol pada mesin
perkakas CNC bermacam-macam tergantung sistem kontrol dan tipe mesin yang
dipakai, tetapi secara prinsip sama. Sehingga untuk pengoperasian mesin
perkakas CNC dengan tipe yang berbeda tidak akan ada perbedaan yang berarti.
Misal: mesin perkakas CNC dengan sistem kontrol EMCO, kode-kodenya
dimasukkan ke dalam standar DIN. Dengan bahasa kode ini dapat berfungsi
sebagai media komunikasi antarmesin dan operator, yakni untuk memberikan
operasi data kepada mesin untuk dipahami. Untuk memasukkan data program
ke dalam memori mesin dapat dilakukan dengan keyboard atau perangkat lain
(disket, kaset, dan melalui kabel RS-232).
c. Sistem Persumbuan pada Mesin Bubut CNC-TU2A
Sebelum mempelajari sistem penyusunan program terlebih dahulu harus
memahami betul sistem persumbuan mesin bubut CNC-TU2A. Ilustrasi Gambar
12.26 di bawah ini adalah skema eretan melintang dan eretan memanjang, di
mana mesin dapat diperintah bergerak sesuai program.
Pada umumnya gerakan melintang mesin bubut adalah sumbu X, sedangkan
gerakan memanjang mesin bubut adalah sumbu Z.
d. Contoh Pemrograman
Berikut contoh pemrograman dengan metode absolut dan incremental. Pro
Post a Comment
Post a Comment